Ketrampilan praktis setiap budaya selalu berbeda-beda. Namun Prinsipnya sama. Ketrampilan praktis membuat orang mandiri dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dalam bermasyarakat. Latihan ketrampilan praktis dalam kurikulum Montessori memfokuskan pada gerakan manusia yang paling dasar.
Contoh pertama adalah aturan sederhana. Anak berlatih berperilaku yang benar di luar dan di dalam kelas. Anak berlatih berbicara tetapi tidak terlalu keras. Berlatih berjalan, tetapi tidak lari ketika di dalam ruang kelas. Pelajaran serupa adalah Permainan Diam, dimana tujuannya adalah berdiri diam setenang mungkin. Anak-anak di Indonesia mengenal permainan menjadi patung.
Berikutnya adalah latihan memindahkan furnitur dari ruang kelas ke tempat yang ditentukan. Latihan membawa dan menggunakan material. Latihan menyelesaikan pekerjaan. Dengan kemampuan konsentrasi dan bekerja sendiri, anak melatih ketrampilan yang lebih fungsional. Misal, manipulasi gagang pintu dan pegangan laci. Mencuci dan mengeringkan tangan. Menggunakan toilet. Dalam proses, anak belajar bagaimana merawat barang milik bersama yang setara dengan barang milik umum ketika nanti dewasa.
Setelah prinsip dari sederhana ke kompleks, fokus kehidupan praktis pada ketrampilan motorik yang halus dan koordinasi antara mata dan tangan. Misalnya: Anak belajar membawa obyek dengan garpu dan penjepit mur dan sekrup. Membuka dan menutup botol dan kotak. Memegang gembok dan kunci. Melipat dan memotong kertas. Anak kemudian merawat diri sendiri. Latihan berjalan akan melatih berjalan menyusuri garis lurus. Berbagi ruang kerja dan berinteraksi dengan teman memupuk kesadaran bermasyarakat dan saling menghargai. Latihan mengurus keperluan pribadi mengajarkan bagaimana melepas dan memasukkan kancing baju, membersihkan rambut dan gigi, dan kuku, dan bagaimana menutup hidung ketika bersin di tempat umum.
Ketrampilan bermasyarakat merupakan agenda latihan kehidupan praktis berikutnya.Anak bermain peran seperti menyapa dan menyela, sopan dan berterima kasih, bereaksi terhadap lawan bicara, menerima tamu, berperilaku di acara sosial dan di perjalanan, dan bahkan menghidangkan dan berbagi makanan.
Contoh pertama adalah aturan sederhana. Anak berlatih berperilaku yang benar di luar dan di dalam kelas. Anak berlatih berbicara tetapi tidak terlalu keras. Berlatih berjalan, tetapi tidak lari ketika di dalam ruang kelas. Pelajaran serupa adalah Permainan Diam, dimana tujuannya adalah berdiri diam setenang mungkin. Anak-anak di Indonesia mengenal permainan menjadi patung.
Berikutnya adalah latihan memindahkan furnitur dari ruang kelas ke tempat yang ditentukan. Latihan membawa dan menggunakan material. Latihan menyelesaikan pekerjaan. Dengan kemampuan konsentrasi dan bekerja sendiri, anak melatih ketrampilan yang lebih fungsional. Misal, manipulasi gagang pintu dan pegangan laci. Mencuci dan mengeringkan tangan. Menggunakan toilet. Dalam proses, anak belajar bagaimana merawat barang milik bersama yang setara dengan barang milik umum ketika nanti dewasa.
Setelah prinsip dari sederhana ke kompleks, fokus kehidupan praktis pada ketrampilan motorik yang halus dan koordinasi antara mata dan tangan. Misalnya: Anak belajar membawa obyek dengan garpu dan penjepit mur dan sekrup. Membuka dan menutup botol dan kotak. Memegang gembok dan kunci. Melipat dan memotong kertas. Anak kemudian merawat diri sendiri. Latihan berjalan akan melatih berjalan menyusuri garis lurus. Berbagi ruang kerja dan berinteraksi dengan teman memupuk kesadaran bermasyarakat dan saling menghargai. Latihan mengurus keperluan pribadi mengajarkan bagaimana melepas dan memasukkan kancing baju, membersihkan rambut dan gigi, dan kuku, dan bagaimana menutup hidung ketika bersin di tempat umum.
Ketrampilan bermasyarakat merupakan agenda latihan kehidupan praktis berikutnya.Anak bermain peran seperti menyapa dan menyela, sopan dan berterima kasih, bereaksi terhadap lawan bicara, menerima tamu, berperilaku di acara sosial dan di perjalanan, dan bahkan menghidangkan dan berbagi makanan.
No comments:
Post a Comment